Rehabilitasi medik adalah terapi yang dilakukan guna mengembalikan fungsi tubuh yang mengalami masalah. Biasanya bagi seseorang yang telah menjalani pengobatan atau operasi akibat cedera parah, infeksi, stroke, maupun tumor.

Kebutuhan rehabilitasi medik mencakup semua umur, baik laki-laki maupun perempuan, dengan jenis dan tingkat rehabilitasi yang berbeda-beda. Tindakan rehabilitasi medik yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi dan keterbatasan fisik yang dialami.

contoh alat rehabilitasi seperti kursi roda, rollator, tongkat kaki, commode chair dan lain sebagainya

Beragam Kondisi yang Memerlukan Rehabilitasi

Berikut ini adalah beberapa kondisi atau gangguan medis yang memerlukan rehabilitasi medik:

  • Rehabilitasi pada penderita jantung
    Rehabilitasi jantung atau rehabilitasi kardiak dirancang untuk membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Rehabilitasi ini terutama ditujukan bagi yang pernah mengalami serangan jantung, gagal jantung, menjalani angioplasti, atau operasi jantung.Sebelum memulai program rehabilitasi medik jenis ini, tim rehabilitasi akan meninjau riwayat medis, melakukan pemeriksaan fisik serta melakukan beragam pemeriksaan untuk menilai fungsi jantung, seperti rekam jantung (EKG), echocardiografi, hingga stress test yang dilakukan dengan bantuan sepeda atau treadmill. Mungkin juga dilakukan tes untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah.Selama rehabilitasi jantung, bimbingan diberikan menjadi tiga bagian yaitu pelatihan dan konseling olah fisik, pemberian pemahaman mengelola jantung sehat, dan konseling untuk mengurangi stres yang dapat memengaruhi kondisi jantung. Lamanya waktu yang dihabiskan dalam rehabilitasi jantung tergantung pada kondisi pasien.
  • Rehabiltasi pada Penderita Stroke
    Rehabilitasi medik pada penderita stroke atau rehabilitasi stroke, sangat penting dalam memulihkan kemampuan serta kekuatan gerak tubuh dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan demikian, diharapkan melalui rehabilitasi stroke, bisa menstabilkan kondisi medik, mengontrol kondisi yang dapat mengancam jiwa, membatasi komplikasi terkait stroke, dan mencegah datangnya stroke timbul kembali di kemudian hari. Selain itu, juga dapat kembali mandiri untuk melakukan kegiatan sehari-hari.Pendekatan pada rehabilitasi stroke mencakup aktivitas fisik, seperti latihan keterampilan motorik, serta pendekatan rehabilitasi kognitif dan emosional.
  • Rehabilitasi pada penderita hernia nucleus pulposus (HNP)
    Hernia nucleus pulposus (HNP) merupakan penyakit di mana bantalan atau cakram antara tulang-tulang belakang menjepit saraf di belakangnya. Kondisi ini biasa disebut dengan istilah saraf kejepit.Biasanya, dalam beberapa minggu jika pasien masih mengalami rasa sakit setelah diberikan obat, maka dokter akan menyarankan fisioterapi. Tindakan fisioterapi ini bertujuan untuk membantu meringankan nyeri punggung yang dialami, serta membantu perbaikan posisi tulang belakang.
  • Rehabilitasi pada penderita penyakit paru obstruktif kronik
    Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan gabungan dua penyakit, yaitu emfisema dan bronkitis kronis, yang membuat penderitanya kesulitan untuk bernapas.Rehabilitasi pada penderita penyakit paru ini penting untuk membantu penderitanya agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup.Tindakan rehabilitasi yang dilakukan meliputi kegiatan olahraga aerobik, seperti bersepeda, senam, dan kegiatan yang menguatkan otot. Selain itu, penderita juga akan dilatih untuk dapat bernapas dengan baik dan berhenti merokok. Pasien juga harus mengatur pola makan yang baik, karena penderita kondisi ini cenderung mengalami penurunan berat badan.

Rehabilitasi medik bisa didapatkan dalam bentuk terapi okupasiterapi penglihatan, dan terapi bicara, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang. Pada intinya, rehabilitasi medik atau fisioterapi bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat menderita suatu kondisi atau penyakit.

Hasil akhir dari rehabilitasi medik yang dilakukan tergantung dari tingkat keparahan kondisi yang dialami dan kemampuan tim rehabilitasi yang menangani. Selain itu, motivasi dan semangat pasien yang menjalani terapi juga amat menentukan keberhasilan rehabilitasi medik.

Related Product

error: Content is protected !!